Menurut George A. Beaucham (1976), kurikulum
sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain
sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai
suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.\
Menurut Hilda Taba (1962), Kurikulum
sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk
dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum
sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di
sekolah.(Hilda Taba ;1962 dalam bukunya “Curriculum Development Theory and
Practice).
Nengly and
Evaras (1976), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan
yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil
belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku
Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan
arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools
efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground,
or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,
apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk
kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school
improvement. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode
mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan
tanaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan
hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan memilih
mata pelajaran.
Menurut Valiga, T & Magel, C. Kurikulum
adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara
berfikir dan bertindak.
Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian :
(1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan
sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut
persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional
kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang
dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan
kurikulum.
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari
suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu
bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan
strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan
baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan
gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin,
kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum
semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan
pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana
dari suatu institusi pendidikan.
B. Bara, Ch (2008), Kurikulum yakni bahwa konsep
kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi:
(1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum
sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar
bagi peserta didik.
Daniel Tanner & Laurel Tanner : Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah,
yang disusun melalui proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang
sistematis di bawah pengawasan lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus
memiliki minat untuk belajar sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya.
Romine : Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas
dan pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di
dalam maupun di luar kelas.
Murray Print. : Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang
pembelajaran terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan
pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu terapkan.
John
Dewey (1902) sejak lama telah menggunakan istilah
kurikulum dan hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa kurikulum dan anak didik
merupakan dua hal yang berbeda tetapi kedua-duanya adalah proses tunggal dalam
bidang pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang
memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang
terorganisir dengan baik yang biasanya disebut kurikulum.
Franklin
Bobbit (1918) menyatakan bahwa kurikulum adalah susunan pengalaman belajar terarah yang digunakan oleh sekolah untuk membentangkan kemampuan
individual anak didik. Harold Rugg (1927) mengartikan kurikulum sebagai suatu
rangkaian pengalaman yang memiliki kemanfaatan maksimum bagi anak didik dalam
mengembangkan kemampuannya agar dapat menyesuaikan dan menghadapi berbagai
situasi kehidupan.
Hollins
Caswell (1935) menyatakan bahwa kurikulum adalah susunan
pengalaman yang digunakan guru sebagai proses dan prosedur untuk membimbing
anak didik menuju ke kedewasaan.
Ralph
Tyler (1957) menegaskan bahwa kurikulum adalah seluruh
pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
Hilda
Taba (1962) mengatakan bahwa kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus, dan materinya dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan mengajar.
Biasanya dalam suatu kurikulum sudah termasuk dengan program penilaian
hasilnya.
Robert
Gagne (1967) mengartikan bahwa kurikulum adalah suatu
rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga anak didik
dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki/ dikuasai sebelumnya.
James
Popham dan Eva Baker (1970) mengatakan bahwa kurikulum adalah seluruh hasil belajar yang direncanakan dan merupakan tanggung jawab sekolah. Materi
kurikulum mengacu kepada tujuan pengajaran yang diinginkan.
Michael
Schiro (1978) mengartikan kurikulum sebagai proses
pengembangan anak didik yang diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaan pengajaran.
Saylor,
Alexander, dan Lewis (1981) mengartikan kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar untuk anak didik yang akan dididik.