Kamis, 29 November 2012

LAGU RAIMUNA JAWA BARAT XII 2012



PANCEG LAMPAH DINA GALUR
SAUYUNAN NGAWANGUN LEMAH CAI
KALAYAN NGADEGKEUN PAMIMPIN ANU SAJATI TUR SAATI
SANGKAN NAJEUR NA JURITAN JAYA DI BHUANA

RAIMUNA DAERAH WADAH KEBERSAMAAN
UNTUK PERSATUAN JAWA BARAT
PENEGAK DAN PANDEGA
SEMUA SATU SUARA

RAIMUNA DAERAH TINGKATKAN KETAQWAAN
SELALU MENGABDI PADA NEGERI
PRAMUKA PRIBADI BANGSAKU
AYO BELA NEGARA

RAIDA  … RAIDA … RAIMUNA DAERAH
JAWA BARAT SELALU SIAP SEDIA
RAIHLAH RAIHLAH SEMUA CITA-CITA
HILANGKANLAH SEMUA DUKA LARA
                                            
RAIDA  … RAIDA … RAIMUNA DAERAH
JAWA BARAT SIAP MELANGKAH MAJU
RAIHLAH RAIHLAH SEMUA CITA-CITA
HILANGKANLAH SEMUA DUKA LARA
Mac 7 Raida_Song 

Senin, 26 November 2012

PIDATO

A. PENGERTIAN PIDATO
Pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; (2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.

Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, pidato pelepasan siswa, pidato memperingati hari Kartini, dan lain sebagainya.

B. MACAM-MACAM/JENIS/SIFAT PIDATO
Ditinjau berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi:
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau MC.
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

C. TUJUAN PIDATO
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Umumnya, kegiatan berpidato memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Memberikan informasi
Memberikan sebuah pemahaman baru, mengingatkan, atau memberikan informasi kepada khalayak ramai.
2. Persuasif atau mengajak
Mempengaruhi khalayak ramai agar dengan senang hati mengikuti apa yang kita harapkan dan apa yang kita sampaikan.
3. Hiburan atau rekreasi
Menyenangkan pihak audiens dengan pidato yang kita bawakan sehingga tecapai kepuasan dan kesenangan terhadap apa yang kita sampaikan.

D. METODE BERPIDATO
Di dalam kegiatan berpidato, dikenal empat macam metode berpidato. Metode berpidato tersebut antara lain:
1. Metode Impromptu
ialah metode berpidato yang dilakukan secara spontanitas, serta merta tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Metode ini sering disebut juga dengan metode spontanitas.
2. Metode Memoriter
yaitu metode berpidato yang dilakukan dengan cara pembicara menyampaikan isi naskah pidato yang telah dihafalkan terlebih dahulu. Metode ini lebih dikenal dengan metode menghafal.
3. Metode Naskah
yakni metode berpidato dengan cara pembicara membaca teks/naskah pidato yang telah dipersiapkan.
4. Metode Ekstemporan
adalah metode berpidato dengan terlebih dahulu membuat catatan kecil atau menyiapkan garis-garis bersar konsep pidato yang akan disampaikan.

Dari keempat metode berpidato tersebut, yang paling populer digunakan adalah metode terakhir.
Kelebihan metode ekstemporan antara lain membuat pidato lebih runtut dan sistematis, menghindari pengulangan bahasan yang telah disampaiakn di awal, serta menghindari ketertinggalan poin-poin penting karena faktor lalai atau lupa sehingga tidak sempat disampaian.

Agar pidato Anda dapat menarik minat dan perhatian pendengar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kemukakan fakta dengan jelas.
2. Gunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mampu membangkitkan minat pendengar terhadap masalah yang kita sampaikan.
3. Berbicara secara wajar dan terbuka,
4. Sajikan materi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
5. Gunakan mimik dan gerak-gerik secara wajar.

E. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PIDATO
Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menyusun naskah pidato adalah:
1. Menentukan topik pembicaraan
Ingat! Pemilihan topik jauh sebelum kegiatan pembicaraan akan sangat membantu pembicara menguasai materi, mencari materi pendukung, menambah ilustrasi, dan menyertakan bukti sebagai penguat alasan.
Topik hendaknya dipersempit sehingga tema pembiacaan tidak meluas. Hal tersebut akan memberikan efek lebih detil dan pembahasan yang mendalam.
2. Menetapkan tujuan
Seperti yang telah dibahas di atas, tujuan dari pidato dibedakan menjadi tiga macam. Tetapkan tujuan dari pidato kita, memberi informasi, mempengaruhi, atau sekadar sebagai hiburan.
NB: Di dalam memilih topik dan tujuan, hendaknya disesuaikan dengan kemampuan diri, mempunyai arti/kegunaan bagi pendengar dan lain-lain.
3. Menyusun kerangka pidato
Kerangka di dalam pidato terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup.
4. Menyusun teks pidato
Dalam tapah ini, buatlah naskah pidato sedalam mungkin berdasarkan bahan-bahan referensi yang telah dikumpulklan sebelumnya. Buatlah pembahasan secara runtut dan sistematis.
5. Menyunting teks pidato
Di dalam tahap akhir ini, naskah drama yang telah selesai sebaiknya anda sunting lagi. Hal tersebut dimaksudkan agar penggunaan bahasa yang kasar, yang tidak sesuai, atau kurang komunikatif dapat diedit atau diperbaiki. Anda juga bisa meminta salah satu teman anda untuk membacanya dan memberikan tanggapan atau kritikan atas naskah pidato yang anda buat.

Jumat, 23 November 2012

Pengertian Data, Informasi, Teknologi Informasi


Data

  • Data adalah fakta berupa angka, karakter, symbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan, suara, bunyi yang merepresentasikan keadaan sebenarnya yang selanjutnya digunakan sebagai masukan suatu Sistem Informasi.
  • Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (data is the description of things and events that we face).
  • Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata
  • Data adalah bahan yang akan diolah/diproses berupa angka-angka, huruf-huruf, symbol-simbol, kata-kata yang akan menunjukkan situasi dan lain lain yang berdiri sendiri
  • Dalam bahasa sehari-hari data adalah fakta tersurat (dalam bentuk catatan atau tulisan) tentang suatu obyek.
  • Dalam dunia komputer data adalah segala sesuatu yang dapat disimpan dalam memori menurut format tertentu
  • Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media 8. Data merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi
Informasi
  • Informasi adalah data hasil pengolahan Sistem Informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
  • Infomasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data meliputi : Hasil gabungan, hasil analisa, hasil penyimpulan, dan hasil pengolahan system informasi komputerisasi
  • Informasi adalah segala sesuatu yang ditampilkan oleh komputer dalam sebuah media penampil tersebut diatas, biasanya sebagai hasil dari sebuah proses komputasi.
  • Informasi adalah fakta tersembunyi dibalik himpunan fakta yang sudah dicatat, dan baru diketemukan sesudah diolah atau dicerna
  • Informasi adalah fakta tersirat yang muncul dalam benak teknisi itu sesudah mencermati dan mengolahnya dengan tertib, berdasarkan model yang diyakini sebagai hal yang benar ada dalam keseluruhan persoalan tersebut

Teknologi Informasi
  • Teknologi Informasi adalah suatu teknik atau cara Elektronik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi.
  • Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga: lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya.
  • Menurut Williams dan Sawyer (2003). Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara ataupun video.
  • Teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, TV, dan CD.
  • Teknologi informasi adalah suatu sarana/piranti yang digunakan dalam pengolahan laporan dengan mendayagunakan keahlian (brainware), piranti lunak (software), piranti keras (hardware) yang dioperasikan dengan prosedur tertentu.
  • Teknologi informasi adalah suatu sarana/piranti yang digunakan dalam pengolahan laporan dengan mendayagunakan keahlian (brainware), piranti lunak (software), piranti keras (hardware) yang dioperasikan dengan prosedur tertentu. 

IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
Beberapa bentuk identitas nasional indonesia adalah :
a.     Pancasila sebagai dasar falsafah negara
b.     Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan
c.       Bendera merah putih sebagai bendera negara
d.      Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
e.       Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila
f.       Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggl Ika
g.      Konstitusi negara yaitu UUD 19945
h.      Bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat
i.        Konsepsi wawasan nusantara
j.       kebidayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

A.Karakteristik Identitas Nasional
Bangsa memiliki 2 konsep, yaitu Cultural Unitiy dan Political Unitiy, maka identitas juga terdiri dari dua, yaitu identitas identitas suku kebangsaan dan kebangsaan.
1.Identitas Cultural Unity atau Identitas kesukubangsaan
Cultural Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti sosiologis antropoligis. Cultural unitiy disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan dan daerah asal. Unsur-unsur ini menjadi identitas kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain.
Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurag lebih bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah / bawaan, primer dan etnik. Identitas kesukubangsaan dapat diketahui dari sisi budaya orang yang bersangkutan.
Setiap anggota cultur unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya. Misalnya, setia pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal dan bahasanya. Identitas ini sering disebut sebagai identitas kelompok atau identitas primordial. Dalam hal ini loyalitas pada primodialnya memiliki ikatan emosional yang kuat serta melahirkan solidaritas erat.
2. identitas Political Unity atau Idrntitas Kebangsaan
Political Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun dewasa ini negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu menciotakan identitas yang baru pula untuk bangsanya yang di sebut juga sebagai identitas nasional.
 kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional dan ideologi nasional.
Unsur- Unsur Karakteristik Bangsa :
Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
 Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

B.Proses Berbangsa dan Bernegara
Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam. Jadi mereka diikat oleh satu kekuasaan politik yaitu negara.
Ada dua proses pembentukan bangsa negara yaitu model ortodoks dan model mutakhir. Pertama, model ortodoks bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara tersendiri. Kedua, model mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu, yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras.
Kedua model ini berbeda dalam empat hal. Pertama, ada tidaknya perubahan unsur dalam masyarakat. Kedua, lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan bangsa-bangsa. Ketiga, Kesadaran politik masyarakat pada model ortodoks muncul setelah terbentuknya bangsa-negara, sedangkan dalam model mutakhir, kesadaran politik warga muncul mendahului bahkan menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa-negara. Keempat, derajat partisipasi politik dan rezim politik.
Negara adalah organisasi kekeasaan dari persekutuan hidup manusia. Terjadinya negara-bangsa Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan. Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis dilukiskan sebagaimana dalam keempat alinea Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
1.      Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas bangsa yang lain. Inilah sumber motifasi perjuangan. (alinea I pembukaan UUD 1945)
2.      Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan menghasilkan proklamasi. Jadi dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara . Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (alinea II pembukaan UUD 1945)
3.      Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia. Disamping itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual. (alinea III pembukaan UUD 1945)
4.      Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan negara, bentuk negara, system pemerintahan negara, UUD negara dan dasar negara. Dengan demikian semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia. (alinea IV pembukaan UUD 1945)

PRAGMATISME



A.    Definisi Pragmatisme
Menurut Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan. Sedangkan, definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu secara berguna.
B.     Pengertian Pragmatisme
Istilah Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani “ Pragma” yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme sendiri berarti ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikran itu menuruti tindakan.

C.     Latar Belakang Pragmatisme
Pragmatisme telah membawa perubahan yang besar tehadap budaya Amerika dari lewat abad ke 19 hingga kini. Fasafah ini telah dipengaruhi oleh Charles Darwin dengan teori evolusinya dan Albert Estein dengan teori relativitasnya. Falsafah ini cenderung kepada falsafah Epistemologi (cabang dari filsafat yang menyelidiki sumber-sumber serta kebenaran pengetahuan) dan aksiologi (penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia) dan sedikit perhatian terhadap metafisik.
Pada awal perkembangannya, Pragmatisme lebih merupakan suatu usaha-usaha untuk menyatukan ilmu pengatahuan dan filsafat agar filsafat menjadi ilmiah dan berguna bagi kehidupan praktis manusia.
Sehubungan dengan masalah tersebut, Pragmatisme akhirnya berkembang menjadi suatu metode yang memecahkan berbagai perdebatan filosofis-metafisik yang hampir mewarnai seluruh perkembangan dan perjalanan filsafat sejak zaman yunani kuno (Guy W.Stroth :1968). Dalam usahanya (filsuf) untuk memecahkan masalah – masalah metafisik yang selalu menjadi bahasan berbagai filosofi itulah pragmatisme menemukan suatu metode yang spesifik (metode khusus) yaitu dengan mencari konsekuensi praktis dari setiap konsep atau gagasan dan pendirian yang di anut masing-masing pihak. Metode tersebut di terapkan dalam setiap bidang kehidupan manusia. Karena pragmatisme adalah suatu filsafat tentang tindakan manusia maka setiap bidang kehidupan manusia menjadi bidang penerapan dari filsafat pragmatisme.
Pada akhirnya filsafat ini lebih terkenal sebagai suatu metode dalam mengambil keputusan melakukan tindakan tertentu atau yang menyangkut kebijaksanaan tertentu.
D.    Tokoh – tokoh Pragmatisme
Pragmatisme mulai dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce (1893-1942), yang kemudian dikembangkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952).
1.      Charles Sanders Peirce
Charles mempunyai gagasan bahwa suatu hipotesis (dugaan sementara/ pegangan dasar) itu benar bila bisa diterapkan dan dilaksanakan menurut tujuan kita. Horton dan Edwards di dalam sebuah buku yang berjudul Background of American literary thought(1974) menjelaskan bahwa peirce memformulasikan (merumuskan) tiga prinsip-prinsip lain yang menjadi dasar bagi pragmatisme sebagai berikut :
·         Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih daripada kemurnian opini manusia.
·         Bahwa apa yang kita namakan “universal “ adalah yang pada akhirnya setuju dan mnerima keyakinan dari “community of knowers “
·         Bahwa filsafat dan matematika harus di buat lebih praktis dengan membuktikan bahwa problem-problem dan kesimpulan-kesimpulan yang terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi masyarakat (komunitas).
2.      William James
William selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatisme”, ia juga menamainya “empirisme radikal”.
Menurut James, pragatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yag benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan perantaraan yang akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu asal saja membawa akibat praktis, misalnya pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistik, semuanya bisa diterima sebagai kebenaran, dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat.
Sedangkan empirisme radikal adalah suatu aliran yang harus tidak menerima suatu unsur alam bentuk apa pun yang tidak dialami secara langsung.
Dalam bukunya The Meaning of The Truth, James mengemukakan tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal, melainkan yang ada hanya kebenaran-kebenaran ‘plural’. Yang dimaksud kebenaran-kebenaran plural adalah apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.
Menurut James, ada dua hal kebenaran yang pokok dalam filsafat yaitu Tough Minded dan Tender Minded. Tough Minded dalam mencari kebenaran hanya lewat pendekatan empirirs dan tergantung pada fakta-fakta yang dapat ditangkap indera.Sementara, Tender Minded hanya mengakui kebenaran yang sifatnya berada dalam ide dan yang bersifat rasional.
Menurut James, terdapat hubungan yang erat antara konsep pragmatisme mengenai kebenaran dan sumber kebaikan. Selama ide itu bekerja dan menghasilkan hasil-hasil yang memuaskan maka ide itu bersifat benar. Suatu ide dianggap benar apabila dapat memberikan keuntungan kepada manusia dan yang dapat dipercayai tersebut membawa kearah kebaikan.
Disamping itu pula, William James mengajukan prinsip-prinsip dasar terhadap pragmatisme, sebagai berikut:
a.         Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan, berhenti dan tak dapat di prediksi tetapi dunia benar adanya.
b.         Bahwa kebenaran tidaklah melekat dalam ide-ide tetapi sesuatu yang terjadi pada ide-ide daam proses yang dipakai dalam situasi kehidupan nyata.
c.         Bahwa manusia bebas untuk meyakini apa yang menjadi keinginannya untuk percaya pada dunia, sepanjang keyakinannya tidak berlawanan dengan pengalaman praktisnya maupun penguasaan ilmu pengetahuannya.
d.        Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu titik ketentuan yang absolut, tetapi semata-mata terletak dalam kekuasaannya mengarahkan kita kepada kebenaran-kebenaran yang lain tentang dunia tempat kita tinggal didalamnya (Horton dan Edwards, 1974:172).
3.      John Dewey
Dewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah Instrumentalis. Menurutnya, tujuan filsafat adalah untuk mengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih baik, untuk didunia dan sekarang. Tegasnya, tugas fiilsafat yang utama ialah memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tiada faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman (experience) , dan menyelidiki serta mengolah pengalaman itu secara aktif kritis. Dengan demikian, filsafat akan dapat menyusun suatu system norma-norma dan nilai.
Instrumentalisme dalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam itu dengan cara utama menyelidiki bagaimana pikiran-pikiran berfungsi dalam penemuan-penemuan yang berdasarkan pengalaman-penglaman yang berdasarkan pengalaman yang mengenai konsekuensi-konsekuensi di masa depan.
Sehubungan hal diatas, menurut Dewey, penyelidikan adalah transformasi yang terawasi atau terpimpin dari suatu keadaan yang tak menentu menjadi suatu keadaan yang tertentu. Oleh karena itu, penyelidakan dengan penilannya adalah alat( instrumental) . jadi yang di maksud dengan instrumentalisme adalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yag bermacam-macam.
Menurut Dewey, kita hidup dalam dunia yang belum selesai penciptaanya. Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya dengan meniliti tiga aspek dari yang kita namakan instrumentalisme.
·           Pertama, kata temporalisme yang berarti ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu.
·           Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.
·           Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita. Pandangan ini juga dianut oleh wiliam James.
a.       Konsep Dewey tentang Pengalaman dan Pikiran
Pengalaman (experience) adalah salah satu kata kunci dalam filsafat instrumentalisme. Filsafat Dewey adalah “mengenai” (about) dan “untuk” (for) pengalaman sehari-hari. Pengalaman adalah keseluruhan drama manusia dan mencakup segala proses “saling mempengaruhi” ( take and give) antara organisme yang hidup dalam lingkugan social dan fisik. Dewey menolak orang yang mencoba menganggap rendah pengalaman manusia atau menolak untuk percaya bahwa seseorang telah b erbuat demikian. Dewey mengatakan bahwa pengalaman bukannya suaatu tabir yang menutupi mansia sehingga tidak melihat alam; pengalaman adalah satu-satunya jalan bagan bagi manusia untuk memasuki rahasia-rahasia alam.
Dunia yang ada sekarang ini, yakni dunia pria dan wanita dunia sawah dan pabrik, dunia tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, dunia kita yang hiruk pikuk dan bangsa-bangsa yang berjuang adalah dunia pengalaman kita. Kita harus berusaha memakinya dan kemudian berusaha membeentuk sustu masyarakat dimana setiap orang dapat hidup dalam kemerdekaan dan kecedasan.
Dalam perjalanan pengalaman seseorng, pikiran selalu muncul untuk memmberikan arti dari sejumlah situasi-situasi yang terganggu oleh pekerjaan diluar hipotesis atau membimbing kepada perbuatan yang akan dilakukan. Kegunaan kerja pikiran, kataa Dewey, tidak lain hanya merupakan cara untuk jalan untuk melayani kehidupan. Makanya, ia denggan kerasnya menuntut untuk menggunakan metode ilmu alam (scientific method) bag semua lapangan pikiran, terutama dalam menilai persolan akhlak (etika), estetika, politik dan lain-lain. Dengan demikian, cara penilaian bisa berubah bisa disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan hidup.
Menurut Dewey, yang dimaksud dengan scientific method ialah cara yang dipakai oleh seseorang sehingga bisa melampaui segi pemikiran semata-mata pada segi amalan. Dengan demikian, suatu pikiran bisa di ajukan sebagaii pemecahan suatu kesulitan (to solve problematic situation), dan kalau berhasil maka pikiran itu benar.
b.      Dewey dan Pendidikan progresif
Dewey memandang bahwa tipe Pragmatismenya di asumsikan sebagai sesuatu yang mempunyai jangkauan aplikasi dalam masyarakat. Contoh hal tersebut adalah bahwa Dewey menawarkan dua metode pendekatan dalm pengajaran yaitu:
• Problem solving method
Dengan metode ini, anak di hadapkan pada berbagai situasi dan masalah-masalah yang menantang, dan anak didik di beri kebebasan sepenuhnya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan perkembanganya. Dengan metode semacam ini, tidak hanya mengandalkan guru sebagai pusat informasi(metode pedagogy) di ambil alihlah oleh methode andragogy(studi tentang aturan ) yang lebih menghargai perbedaan individu anak didik.
• Learning by Doing
Konsep yang sangat di perlukan bagi anak didik, supaya anak didik tetap bisa eksis dalam masyarakat bila telah menyelesaikan pendidikannya maka mereka dibekali keterampilan-keterampilanpraktis sesuai dengan kebutuhan masyarakat sosial.
E. Analisis Kritis atas Kekuatan dan Kelemahan Pragmatisme

1) kekuatan Pragmatisme
a. kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer, khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak, intelektualis, dan cenderung berfikir hal-hal yang memikirkan atas kenyataan, materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan dunia, bukan nnati di akhirat. Dengan demikan, filsafat pragmatisme mengarahkan aktivitas manusia untuk hanya sekedar mempercayai (belief) pada hal yang sifatnya riil, indriawi, dan yang memanfaatnya bisa di nikmati secara praktis-pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir yag liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada. Barangkali dari sikap skeptis tersebut, pragmatisme telah mampu mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian dan eksperimen-eksperimen sehingga munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan yang mampu mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di badang sosial dan ekonomi.

c. Sesuai dengan coraknya yang sekuler, pragmatisme tidak mudah percaya pada “kepercayaan yang mapan”. Suatu kepercyaan yang diterim apabila terbukti kebenarannya lewat pembuktian yang praktis sehingga pragmatisme tidak mengakui adanya sesuatu yang sakral dan mitos, Dengan coraknya yang terbuka, kebanyakan kelompo pragmatisme merupakan pendukung terciptanyademokratisasi, kebebasan manusia dan gerakan-gerakan progresif dalam masyarakat modern.

2) Kelemahan Pragmatisme
a. Karena pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran absolute(kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabilaa terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental(bahwa Tuhan jauh di luar alam semesta). Kemudian pada perkembangan lanjut, pragmatisme sangat mendewakan kemepuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada ateisme.

b. Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis. Manusia berusaha secara keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat ruhaniah. Maka dalam otak masyarakat pragmatisme telah di hinggapi oleh penyakit matrealisme.

c. Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi kebutuhan materinya, maka dalam struktur masyarakatnya manusipa hidup semakin egois individualis. Dari sini, masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijoyo, Harun, Dr. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Jakarta: Kanisius
Maksum, Ali.2009. Pengantar Filsafat: Dari Masa Klasik Hingga Postmoderenisme. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Ridwan, M.Drs.Dkk.Kamus Ilmiah Populer
Kurniawan, Budi. Surabaya:Jawara, Citra Pelajar Group.Tafsir Ahmad. Dr. Prof. 2001.Filsafat Umum:Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
http://www.radicalacademy.com/amphilosophy7.htm